Di dunia otomotif yang didominasi oleh mesin piston konvensional, Mazda mencetak sejarah dengan pendekatannya yang unik dan berani melalui mesin rotari (rotary engine). Teknologi ini bukan hanya menjadi ciri khas pabrikan asal Hiroshima tersebut, tetapi juga menjadikannya legenda karena keberaniannya keluar dari pakem dan menciptakan sesuatu yang berbeda.
Apa Itu Mesin Rotari?
Berbeda dari mesin konvensional yang menggunakan piston yang naik-turun, mesin rotari menggunakan rotor berbentuk segitiga yang berputar dalam ruang pembakaran oval. Prinsip kerja ini memungkinkan mesin menghasilkan tenaga yang besar slot raja zeus dari ukuran mesin yang relatif kecil dan ringan.
Penemu teknologi ini adalah insinyur asal Jerman, Felix Wankel, sehingga mesin ini juga dikenal sebagai mesin Wankel. Namun, Mazda-lah yang menyempurnakan dan memproduksinya secara massal, mulai dari era 1960-an hingga awal 2010-an.
Awal Kejayaan: Mazda Cosmo Sport dan RX Series
Mazda memulai debut mesin rotarinya melalui Mazda Cosmo Sport 110S pada tahun 1967, mobil sport futuristik yang mengejutkan dunia karena performanya. Tapi puncak kejayaan teknologi ini terjadi lewat seri RX, terutama Mazda RX-7 dan RX-8.
RX-7, dengan mesin rotari twin-rotor dan bobot yang ringan, menjadi favorit di dunia motorsport dan drifting. Mobil ini dikenal memiliki distribusi bobot yang hampir sempurna dan respons mesin yang cepat. Bahkan, RX-7 sering dijuluki sebagai salah satu mobil sport terbaik sepanjang masa dari Jepang.
Dominasi di Dunia Balap
Mesin rotari Mazda mencapai puncak reputasi globalnya ketika Mazda 787B memenangkan Le Mans 24 Jam tahun 1991, menjadikannya satu-satunya pabrikan Jepang dan satu-satunya mobil bermesin rotari yang memenangkan balapan bergengsi tersebut.
Kemenangan ini tak hanya membuktikan bahwa mesin rotari bisa bersaing di tingkat dunia, tapi juga menjadi simbol keunikan dan semangat inovatif Mazda dalam industri otomotif.
Tantangan: Konsumsi BBM dan Emisi
Meski punya banyak kelebihan seperti tenaga besar dari mesin kecil, getaran halus, dan suara khas, mesin rotari juga memiliki kelemahan. Konsumsi bahan bakar dan oli yang tinggi, serta emisi gas buang yang sulit dikendalikan, menjadi faktor yang membuat Mazda menghentikan produksi RX-8 pada 2012 karena tak lolos standar emisi.
Kembalinya Mesin Rotari di Era Modern
Namun, legenda tidak pernah benar-benar mati. Mazda kini menghidupkan kembali mesin rotari, bukan sebagai penggerak utama, melainkan sebagai range extender untuk mobil listrik seperti Mazda MX-30 e-Skyactiv R-EV. Mesin rotari kecil ini digunakan untuk mengisi daya baterai, bukan menggerakkan roda, sehingga efisiensi dan emisi dapat dikontrol lebih baik.
BACA JUGA: Vespa: Dari Italia Hingga Jadi Ikon Gaya Hidup!!!